Bagaimana Stres Memengaruhi Gula Darah Saya?

Bagaimana Stres Memengaruhi Gula Darah Saya?

Diposting pada

Ketika Gula Darah Naik, Padahal Saya Tidak Makan Apa-Apa

Salah satu hal paling membingungkan yang saya alami setelah didiagnosis diabetes tipe 2 adalah kenapa gula darah saya naik… bahkan saat saya belum makan apa-apa. Saya dulu mengira semua tergantung pada apa yang saya konsumsi. Tapi seiring waktu, saya mulai sadar:

Stres ternyata bisa menjadi pemicu gula darah yang sangat kuat.

Ini bukan hanya cerita saya. Tapi juga cerita banyak penderita diabetes yang tidak menyadari bahwa emosi mereka memengaruhi fisik mereka secara langsung.

Bagaimana Tubuh Saya Merespons Stres

Saat saya mengalami stres — baik karena pekerjaan, konflik pribadi, atau kecemasan soal hasil cek lab — tubuh saya bereaksi seolah sedang dalam bahaya.

Ini disebut dengan fight or flight response.

Respon ini membuat tubuh saya:

  • Melepaskan hormon kortisol dan adrenalin
  • Meningkatkan denyut jantung
  • Mendorong hati untuk melepas glukosa ke dalam darah sebagai “energi cepat”

Jika saya tidak punya diabetes, hormon insulin akan menyeimbangkan ini. Tapi karena saya sudah memiliki resistensi insulin, gula darah saya langsung naik — meskipun saya tidak menyentuh nasi, gula, atau makanan manis.

Pengalaman Nyata Naiknya Gula Karena Cemas

Saya masih ingat satu malam, saya cek gula darah saya sebelum tidur. Hari itu saya makan sesuai jadwal, olahraga ringan, dan bahkan tidak ngemil. Tapi hasilnya: 260 mg/dL.

Saya panik.

Tapi ketika saya lihat kembali, ternyata hari itu saya sangat cemas karena orang tua saya sedang sakit, dan saya sibuk berpikir macam-macam.

Sejak saat itu, saya mulai menelusuri hubungan antara stres dan diabetes — dan itulah titik balik saya dalam memahami pentingnya manajemen emosi.

Gejala Stres yang Sering Saya Abaikan

Kadang, stres itu tidak datang dalam bentuk “panik”. Tapi halus, terselubung. Ini beberapa tanda yang sering saya alami:

  • Nafas cepat dan pendek
  • Dada terasa berat
  • Mudah kesal, terutama ke diri sendiri
  • Pusing ringan tanpa sebab
  • Tidak bisa fokus, terutama saat bekerja

Dan… angka gula darah saya perlahan ikut naik.

Apa yang Saya Lakukan Saat Mulai Stres

Sekarang, saya tidak hanya mengatur makanan dan olahraga, tapi juga menjaga stres saya tetap rendah. Ini beberapa kebiasaan yang membantu:

✅ 1. Napas Dalam dan Perlahan

Saya ambil 3 napas panjang sebelum mengukur gula darah atau menghadapi hal menegangkan.

✅ 2. Tulis di Jurnal

Saya menuliskan semua rasa takut, marah, atau cemas. Menulis membantu saya melepaskan ketegangan mental.

✅ 3. Mindfulness Ringan

Hanya duduk diam 5 menit dan menyadari napas, suara sekitar, tubuh saya. Kadang cukup untuk menenangkan pikiran yang sibuk.

Kalau kamu butuh panduan lengkap tentang strategi coping ini, kamu bisa baca cara saya mengelola stres setelah diagnosis. Di sana saya bahas teknik yang saya coba, trial & error, dan pelajaran yang saya petik.

Pertanyaan Umum yang sering ditanyakan

1. Apakah stres bisa memicu lonjakan gula darah secara langsung?

Ya, lewat hormon stres yang menyebabkan glukosa dilepaskan dari hati ke darah.

2. Apakah stres ringan juga berpengaruh?

Bisa, terutama jika berlangsung terus-menerus (stres kronis).

3. Bagaimana cara tahu stres saya memengaruhi gula darah?

Catat waktu gula darah naik dan kondisi emosi kamu. Kalau ada pola, besar kemungkinan itu faktor stres.

Kini saya belajar bahwa manajemen gula darah bukan hanya soal makanan, tapi juga soal manajemen pikiran dan hati.

Setiap kali saya merasa tidak enak hati, saya mulai tanya pada diri sendiri:

“Apakah saya sedang stres?” “Apa yang bisa saya lakukan untuk lebih tenang?”

Karena tubuh saya tidak bisa dibohongi. Dan gula darah saya — sering kali — adalah cerminan jujur dari bagaimana saya sedang merasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *