Gula Darah Naik Bukan Karena Nasi, Tapi Karena Hal “Sepele”
Dulu, saya pikir satu-satunya penyebab gula darah naik adalah makanan manis. Tapi kenyataannya, semakin saya mencatat pola hidup saya, semakin saya sadar bahwa ada hal-hal kecil yang saya anggap “biasa” — ternyata ikut memicu lonjakan gula darah.
Dan sebagian besar dari hal itu adalah… stres kecil sehari-hari.
Bukan stres besar seperti kehilangan pekerjaan atau diagnosa penyakit baru. Tapi stres yang muncul dari hal remeh, tapi terus menumpuk.
Contoh Stres Mikro yang Sering Saya Alami
Berikut beberapa contoh stres kecil yang dulunya saya anggap enteng, tapi ternyata sangat memengaruhi kondisi saya:
1. Bangun Kesiangan
Awalnya saya cuma merasa panik sebentar. Tapi ternyata lonjakan adrenalin pagi itu bikin gula darah saya tinggi sepanjang hari.
2. Terjebak Macet
Saya merasa tegang, pegal, dan gelisah. Pikiran saya mulai berpacu, napas pendek. Dan saat saya cek gula darah malamnya? Naik.
3. Cek Notifikasi HP Bertubi-tubi
Inbox penuh, notifikasi pekerjaan, dan pesan belum dibalas bikin saya overwhelmed — walau saya sedang duduk santai di rumah.
4. Perasaan Bersalah Setelah Makan
Kadang saya makan sedikit makanan “tidak sesuai”… lalu muncul rasa bersalah. Tanpa sadar, emosi negatif ini memperparah respon hormon stres saya.
5. Multitasking Berlebihan
Berpindah tugas cepat tanpa istirahat membuat saya kelelahan mental — walau fisik saya tidak banyak bergerak. Pikiran saya jadi kabur, dan lagi-lagi: gula naik.
Apa yang Saya Pelajari dari Pengalaman Ini
Saya mulai menyadari bahwa tubuh saya sangat sensitif terhadap tekanan psikologis, sekecil apa pun.
Tubuh saya tidak membedakan:
- “Ini hanya masalah sepele”
- “Ini cuma cemas sebentar”
- “Saya masih kuat kok”
Yang tubuh saya tahu hanyalah:
“Ada tekanan.” “Kita harus siaga.” Dan akhirnya: “Lepaskan glukosa ke darah.”
Kenapa Ini Terjadi Secara Biologis?
Saat stres terjadi — sekecil apa pun — tubuh memproduksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.
Hormon ini membuat:
- Hati melepaskan glukosa ekstra ke darah
- Tubuh jadi resisten terhadap insulin
- Gula darah sulit turun meski tidak makan banyak
Saya membahas lebih dalam soal hubungan stres dan diabetes dalam artikel sebelumnya, lengkap dengan penjelasan dan refleksi pribadi saya.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Saya tidak bisa menghindari semua stres kecil. Tapi saya bisa melatih diri untuk lebih sadar, dan meresponsnya dengan tenang. Ini yang saya coba:
1. Sadari Momen Stres Mikro
Saya menandai momen “kecil tapi bikin tegang”. Semakin saya sadar, semakin mudah saya menanganinya.
2. Tarik Napas Sebelum Bereaksi
Ketika HP ramai, saya tarik napas dulu sebelum membalas pesan. Saya tidak harus responsif setiap detik.
3. Istirahat 3 Menit Setelah Aktivitas Padat
Cukup duduk, pejam mata, tarik napas, dan hadir. Ini membantu tubuh saya reset secara alami.
Saya mengulas cara mengatasi stres diabetes secara menyeluruh di artikel panduan utama saya — bisa jadi langkah awal buat kamu yang ingin memulainya juga.
Tentang Stres Mikro & Gula Darah
1. Apakah stres ringan benar-benar bisa memengaruhi gula?
Ya. Stres mikro yang terus-menerus disebut chronic low-grade stress, dan sangat memengaruhi hormon tubuh.
2. Apakah saya harus hidup tanpa stres sama sekali?
Tidak. Yang penting adalah respon kita terhadap stres, bukan menghilangkannya sepenuhnya.
3. Bagaimana cara tahu stres penyebab lonjakan gula saya?
Catat waktu stres terjadi, lalu bandingkan dengan hasil gula darah harian. Pola akan terlihat.
Kini saya tahu bahwa gula darah saya bukan hanya dipengaruhi oleh apa yang saya makan, tapi juga apa yang saya pikirkan, rasakan, dan alami sehari-hari.
Dan setiap kali saya merasa cemas karena hal-hal kecil… saya ingatkan diri saya sendiri:
“Ini hanya tubuhku yang sedang bicara. Aku bisa mendengarkannya dengan lebih tenang.”